Padaakhirnya, penyair Chairil Anwar menulis bahwa Nyanyi Sunyi karya Amir bisa disebut "puisi terselubung" karena pembaca tidak dapat memahami karya Amir tanpa pengetahuan tentang sejarah Melayu dan Islam. Beberapa upaya juga telah dilakukan untuk menghubungkan karya Amir dengan perspektif Kekristenan.
Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang Chairil Anwar Februari 1943 This entry was posted on Sabtu, 29 September 2007 at 1012 am and is filed under Chairil Anwar. You can follow any responses to this entry through the RSS feed. You can leave a response, or trackback from your own site. Navigasi kiriman Previous Post Next Post »
Puisi- puisi karya chairil anwar; PERJALANAN DAKWAH RASULULLAH; sejarah dakwah rasulullah periode Madinah; naskah pidato tentang global warming, dalam bahasa fungsi icon - icon pada control panel; pidato tentang rokok, dalam bahasa inggris (englis informasi tentang osis beserta fungsi semua sekert 02/19 - 02/26 (13) 2011 (1)
Surabaya - Hari ini merupakan Hari Puisi Nasional. Chairil Anwar merupakan salah satu penyair terkemuka di Indonesia dan berikut ini 5 karyanya paling dari Angkatan 45 tersebut semasa hidupnya melahirkan 96 karya sastra. Di mana 70 di antaranya merupakan lahir pada 26 Juli 1922 dan wafat pada 28 April 1949. Hingga saat ini, hari berpulangnya Chairil diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. Puisi Chairil memiliki banyak tema. Seperti perjuangan, individualisme, percintaan, hingga kematian. Hingga saat ini, karyanya Chairil yang paling fenomenal yakni puisi berjudul Aku, yang di dalamnya terdapat kalimat Aku Ini Binatang karya tersebut, Chairil mendapat julukan Si Binatang Jalang dari temannya. Selain puisi Aku, banyak karya besar lainnya dari Chairil. Berikut 5 di AkuKalau sampai waktuku'Ku mau tak seorang 'kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagi2. DoaKepada pemeluk teguh,TuhankuDalam termanguAku masih menyebut nama-MuBiar susah sungguh mengingatKau penuh seluruhCahaya-Mu panas suciTinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhankuAku hilang bentukRemukTuhanku aku mengembara di negeri asingTuhankuDi pintu-Mu aku mengetukAku tidak bisa berpaling3. Prajurit Jaga MalamWaktu jalanAku tidak tahu apa nasib waktuPemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajamMimpinya kemerdekaan bintang-bintangnyakepastianAda di sisiku selama menjaga daerah mati iniAku suka pada mereka yang berani hidupAku suka pada mereka yang masuk menemu malamMalam yang berwangi mimpi, terlucut debuWaktu jalanAku tidak tahu apa nasib waktu!4. DiponegoroDiponegoroDi masa pembangunan iniTuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar, lawan banyaknya seratus kaliPedang di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa matiMAJUIni barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda menyerbuSekali berartiSudah itu matiMAJUBagimu NegeriMenyediakan apiPunah di atas menghambaBinasa di atas ditindasSesungguhnya jalan ajal baru tercapaiJika hidup harus merasaiMajuSerbuSerangTerjang5. Krawang-BekasiKami yang kini terbaring antara Krawang-BekasiTidak bisa teriak 'Merdeka' dan angkat senjata lagiTapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,Terbayang kami maju dan berdegap hati?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKami mati muda Yang tinggal tulang diliputi debuKenang, kenanglah kamiKami sudah coba apa yang kami bisaTapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanTapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkataKaulah sekarang yang berkataKami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKenang, kenanglah kamiTeruskan, teruskan jiwa kamiMenjaga Bung KarnoMenjaga Bung HattaMenjaga Bung SjahrirKami sekarang mayatBerikan kami artiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianKenang, kenanglah kamiYang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi Simak Video "Lukman Sardi Terbawa Emosi Saat Bacakan Karya Puisi Chairil Anwar" [GambasVideo 20detik] sun/dte
SastraAngkatan 45, bentuk: Puisi. Karya: Chairil Anwar. Ini adalah salah satu puisi perjuangan karya Chairil Anwar, demi kemerdekaan dan mempertahankan keagungan bangsa Indonesia. Dari buku: Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus. Waktu Penulisan: —. Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi. tidak bisa teriak "Merdeka" dan
Terdapatsejumlah puisi bertema pahlawan yang cocok dibaca dan ditelaah di momen Hari Pahlawan. Sebut saja, puisi Diponegoro (1943) dan Karawang-Bekasi (1948) yang ditulis Chairil Anwar atau puisi Doa Seorang Serdadu Sebelum Berperang (1960) karya WS Rendra. Berikut ini cuplikan dari tiga puisi tersebut yang cocok untuk memperingati Hari Pahlawan.
. 165hp0wy53.pages.dev/5165hp0wy53.pages.dev/147165hp0wy53.pages.dev/912165hp0wy53.pages.dev/321165hp0wy53.pages.dev/890165hp0wy53.pages.dev/702165hp0wy53.pages.dev/920165hp0wy53.pages.dev/976165hp0wy53.pages.dev/353165hp0wy53.pages.dev/565165hp0wy53.pages.dev/154165hp0wy53.pages.dev/804165hp0wy53.pages.dev/20165hp0wy53.pages.dev/496165hp0wy53.pages.dev/361
puisi maju karya chairil anwar