UniknyaPernikahan Adat Tapanuli Selatan Pabuat Boru. SECARA geografis, Tapanuli selatan merupakan bagian dari provinsi Sumatera Utara. sedikit berbeda dengan wilayah lain di Sumatera Utara. Jika sebagian besar. Tapanuli Selatan yang sebagian besar beragama Islam. Sehingga, tata cara adat budaya.

Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi terbesar di Indonesia menjadi rumah bagi berbagai suku dan etnis masyarakat. Diantaranya yakni suku Batak, Nias, Siladang dan Melayu yang tersebar mulai dari daerah pesisir timur hingga kepulauan sebelah barat Sumatera Utara. Keberadaan masyarakat multietnik di Sumatera Utara turut membawa keragaman budaya dan tradisi adat istiadat tersendiri bagi masing-masing suku. Termasuk pula pada pakaian adat yang dikenakan untuk upacara adat atau prosesi kita lihat sekilas gambaran betapa kompleksnya masyarakat yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Dari daerah pesisir timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka dan Aceh, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Kemudian di daerah pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Di wilayah tengah Sumatera Utara, yakni daerah sekitar Danau Toba, banyak dihuni oleh suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Sementara itu, di kepulauan sebelah barat berdiam suku Nias. Tak hanya masyarakat asli yang mendiami Sumatera Utara, banyak juga para pendatang dari etnis Jawa, Banjar, Tionghoa, India dan Arab yang ikut menyumbangkan keberagaman di wilayah ini. Komposisi masyarakat Sumatera Utara yang paling banyak adalah orang Batak yang mencakup berbagai sub suku Batak, diantaranya yakni Batak Toba, Karo, Angkola, Simalungun, Mandailing, dan Pakpak. Sisanya, adalah orang Jawa, Nias, Melayu, Tionghoa, Minang, Aceh, Banjar, India, dan lain sebagainya. Keberadaan multietnik inilah yang menyumbangkan keberagaman pakaian adat Sumatera Utara. Setidaknya ada 10 jenis pakaian adat yang sampai sekarang masih digunakan dalam berbagai prosesi adat termasuk pula untuk pernikahan. Nah, apa kamu penasaran seperti apa ragam baju pengantin adat di Sumatera Utara? Yuk tilik ulasan selengkapnya!Suku Batak TobaPakaian Pengantin Adat Batak Toba Mangulosi Mari kita mulai dari suku yang paling banyak jumlahnya di Sumatera Utara, yakni suku Batak Toba. Pakaian adat khas suku Batak Toba yakni ulos, sebuah material kain tenun tradisional masyarakat yang menjadi ciri khas suku Batak Toba dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Kain ulos memiliki keunikan dengan beraneka ragam motif dan corak warna yang indah yang didapat dari pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Hingga kini, pembuatan ulos masih dilakukan secara manual dengan alat tenun tanpa menggunakan berbagai macam corak kain ulos yang tak hanya unik, tapi juga memiliki fungsi tersendiri sesuai dengan peruntukannya sehingga tak bisa sembarangan diberikan ataupun dipakai. Ada ulos yang biasa diberikan sebagai hadiah kepada pengantin baru seperti ulos ragi hotang, ulos tumtuman, ada pula ulos yang digunakan untuk melayat kematian seperti ulos antakantak dan ulos sibolang, serta masih banyak lagi jenis-jenis ulos lainnya. Pakaian Pengantin Adat Batak Toba via Mangulosi Baju tradisional kebanggan adat Batak ini tak pernah absen dari berbagai momen penting seperti upacara adat hingga pernikahan. Selain aturan pemberian, dalam penggunaan ulos juga memiliki aturan, yakni siabithonon, sihadanghononhon, dan sitalitalihononhon. Siabithonon, ulos dipakai di tubuh menjadi baju atau sarung, yakni ulos ragidup, sibolang, runjat, hingga ulos jobit. Sihadanghononhon, yakni ulos yang dipakai sebagai selendang di bahu, contohnya ulos sirara, sumbat, bolean, dan ulos manggiring. Sementara itu, sitalitalihononhon yakni ulos dipakai sebagai ikat kepala, misalnya ulos tumtuman, mangiring, padang rusa, dan baju pengantin adat Batak Toba, ada lagi ciri khasnya yakni ikat kepala berwarna merah dengan hiasan lempeng emas atau tembaga yang disebut dengan sortali untuk pengantin wanita dan tali-tali untuk pengantin pria. Ikat kepala tersebut bukan hanya sekedar aksesori melainkan menjadi simbol kemakmuran yang tak hanya menambah keanggunan sang pengantin, tapi juga menunjukan kesucian pernikahan adat Batak. Sebuah simbol kehormatan, kecantikan bagi pengantin dan kebaikan bagi pasangan yang melaksanakan pernikahan, serta seluruh keluarga. Untuk pernikahan adat Batak yang lebih modern, sang pengantin wanita biasa mengenakan kebaya Batak dengan kain songket dan juga sortali. Sementara sang pengantin pria bisa mengenakan setelan jas pengantin pria lengkap dengan tali-tali di Batak SamosirPakaian Adat Batak Samosir dewie_sagraSuku Batak Samosir mendiami Pulau Samosir. Pada pakaian tradisional adatnya, juga memiliki kesamaan dengan pakaian adat Batak Toba. Hal ini dikarenakan dulunya kedua subsuku Batak ini merupakan satu kesatuan, tetapi saat terjadi pembagian wilayah, Samosir dan Toba pun terpisah menjadi suku tersendiri. Meskipun terlihat mirip, tetapi tetap ada perbedaan di antara pakaian adat suku Batak Samosir dan Batak Toba. Pada pakaian adat Sumatera Utara Suku Samosir, desain sortali dan tali-tali yang dikenakan sedikit berbeda dengan yang dikenakan oleh Batak Toba, pun aksesoris pengantin yang digunakan sedikit lebih SimalungunPakaian Adat Batak Simalungun via Mangulosi Masyarakat Batak Simalungun menggunakan pakaian tradisional pada beberapa upacara adat. Salah satu pesta adat yang dianggap paling berharga bagi masyarakat Batak Simalungun adalah pesta adat perkawinan anak paompohon/paunjuk anak maupun perkawinan anak perempuan palaho boru, dan acara sayur matua. Pakaian adat yang dikenakan untuk ketiga acara tersebut pun berbeda. Mari kita khususkan untuk pakaian tradisional yang dikenakan oleh pengantin adat Batak Simalungun. Pakaian adat Batak Simalungun sekilas tak jauh berbeda dengan baju pengantin adat Batak Toba, yang mana juga masih menggunakan ulos. Namun, pada adat Batak Simalungun kain ulos yang dikenakan oleh pengantin terdapat ornamen khas yang disebut dengan hiou. Selain itu, pengantin Simalungun juga mengenakan aksesoris lain antara lain gotong, bulang dan suri-suri. Hiou Simalungun adalah pakaian yang berbentuk selembar kain tenunan khas Batak dengan pola dan ukuran tertentu. Hiou tak hanya sekedar penutup badan, tapi juga memiliki makna agar sehat jasmani dan rohani. Kemudian suri-suri adalah sejenis hiou tenunan Simalungun yang dipakai hadang-hadangan atau selendang yang disandang pada bahu sebelah kanan. Suri-suri ini mengandung makna adanya rasa tanggung jawab. Khusus untuk kaum bapak-bapak, menggunakan warna hitam sibirong. Sementara itu, warna lainnya selain hitam dipakai oleh kaum Pengantin Adat Batak Simalungun Modern via Mangulosi merpati_art_photographyKemudian penutup kepala atau semacam tudung yang terbuat dari tenunan khas Simalungun yang dikenakan oleh wanita dalam pakaian adat Batak Simalungun disebut dengan bulang’ yang berarti “keibuan”. Bulang pun ada bermacam-macam sesuai dengan peruntukannya, yang dipakai oleh pengantin adat Simalungun adalah bulang teget. Sementara itu, penutup kepala yang dipakai oleh kaum pria disebut dengan gotong. Gotong melambangkan seorang pemimpin atau kedewasaan. Sama halnya dengan bulang, gotong pun banyak jenisnya. Gotong yang dipakai oleh pengantin pria Simalungun disebut dengan gotong potik. Suku Batak PakpakPakaian Adat Batak Pakpak indonesian2045Suku Pakpak terdiri atas 5 subsuku, dalam istilah setempat sering disebut dengan istilah Pakpak Silima Suak yang terdiri dari Pakpak Klasen, Pakpak Simsim, Pakpak Boang, Pakpak Pegagan, dan Pakpak Keppas. Suku Batak Pakpak tersebar di wilayah Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, dan Pakpak Barat. Nama pakaian adat suku Batak Pakpak adalah Baju Merapi-api. Disebut demikian karena baju kebanggan masyarakat Batak Pakpak ini dihiasi dengan manik-manik yang disebut dengan api-api’. Desain baju merapi-api kini terdapat berbagai variasi, baik pada model, bentuk api-api manik-manik sebagai modifikasi dari bentuk semula. Bahkan komponen pendukung busana adat yang lain seperti borgot dan leppa-leppa juga mengalami modifikasi dengan manik-manik yang terukir dan melekat pada kain yang umum digunakan untuk pakaian tradisional adat Pakpak ini adalah sejenis beludru, namun belakangan lebih disesuaikan dengan model dan jenis kain terbaru. Terdapat beberapa perbedaan antara baju merapi-api untuk pengantin pria dan wanita. Untuk pria, baju model kurung melayu dengan leher bulat berwarna hitam yang dibubuhi atau dihiasi dengan manik-manik Api-api, serta ada beberapa variasi pada leher dan ujung lengan dengan menggunakan warna merah putih. Sementara itu, untuk baju wanita model lehernya berbentuk segitiga dan juga dihiasi dengan api-api, tetapi tidak ada variasi warna merah putih. Pada lengan atas dan ujung lengan baju juga terdapat manik-manik dengan gambar terlihat seperti kepala kerbau. Kancing yang digunakan pada baju khas ini berbentuk bulat melingkat berlobang dengan ukuran jari-jari 3 cm. Satu hal lagi yang menarik, suku Pakpak juga mempunyai kain khas yang dinamakan kain oles. Kain inilah yang menjadi salah satu warisan budaya dari masyarakat Batak Pakpak yang begitu Adat Batak Pakpak liaphotosdkPakaian adat suku Batak Pakpak juga mengenakan penutup kepala khas yang disebut bulang-bulang. Bulang-bulang yang dibentuk sedemikian rupa ini adalah lambang kehormatan dan kewibawaan bagi pria suku Batak Pakpak. Selain penutup kepala, pengantin pria juga mengenakan aksesoris lain seperti rempu riar sejenis pisau khusus, ucang anyaman daun pandan, rante abak ikat pinggang, dan tongket tongkat. Untuk pengantin wanita, tutup kepala yang dibentuk sedemikian rupa dengan oles silima takal disebut dengan saoeng. Pada wanita muda dibentuk lonjong dengan sudut runcing kebelakang, dengan rambut yang terurai di dahi, sedangkan untuk wanita dewasa bentuknya lebih sederhana dengan rambut terurai ke belakang. Pengantin wanita Batak Pakpak juga mengenakan aksesoris lain seperti leppa-leppa kalung, rante abak ikat pinggang, rabi munduk sejenis pisau khusus, dan kancing emas. Suku Batak KaroPengantin Batak Karo mengenakan Uis Gara via kemahen_artSuku Batak Karo mendiami wilayah Kabupaten Karo, Deli Serdang, Dairi, Langkat bagian hulu, Kota Medan dan Kota Binjai. Suku Batak Karo juga mempunyai kain tradisional khas, namanya kain uis gara atau uis adat karo. Kain uis gara terbuat dari pintalan kapas dan ditenun dengan cara manual. Kain cantik dari masyarakat Karo Sumatera Utara ini, mempunyai warna khas yakni merah, hitam dan putih perpaduan benang emas dan perak. Sesuai dengan namanya “kain merah” diambil dari kata uis’ yang berarti kain, serta gara’ yang bermakna merah. Uis gara tidak hanya dikenakan pada kegiatan sehari-hari, tetapi juga dikenakan saat acara-acara penting, salah satunya adalah pesta Batak Karo via kemahen_artPengantin pria batak Karo mengenakan uis beka buloh sebagai penutup kepala pada pesta perkawinannya. Dimana, kain uis yang satu ini memiliki ciri gembira, tegas dan elegan. Kain adat ini merupakan simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang Putra Karo, sekaligus menunjukan dialah yang menggelar pesta tersebut. Sementara itu, untuk wanita Karo ada Uis Gatip Jongkit yang digunakan sebagai penutup kepala tudung baik pada pesta maupun dalam keseharian. Kain tenun ini menunjukkan karakter teguh dan ulet yang dimiliki oleh wanita Karo. Banyak yang mengira bahwa uis gara sama dengan ulos, akan tetapi di tanah Karo istilah uis gara merujuk kepada pajauab adat yang dipakai baik pria maupun wanita secara umum. Untuk penggunaan uis yang lebih spesifik ada istilahnya masing-masing seperti halnya uis gatip dan uis beka buloh. Suku Batak SibolgaPengantin Adat Batak Sibolga sistaweddingPernikahan Adat Batak Sibolga ika_naomySuku Batak Sibolga terdapat di sebagian besar Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya wilayah pegunungan dan sebagian kecil Kabupaten Tapanuli Utara tepatnya di Kecamatan Adiankoting. Jika dilihat dari sejarahnya, sub suku ini merupakan hasil interaksi antara suku Batak Toba, Silindung dan Humbang dengan masyarakat wilayah pesisir Tapanuli. Oleh karenanya, suku Batak Sibolga memperoleh pengaruh dari kebudayaan Batak dan Melayu. Hal ini juga berimbas pada pakaian adat Batak Sibolga. Pakaian adat Batak Sibolga Sumatera Utara ini juga menggunakan kain ulos dan uis gara, namun lebih mewah dan meriah karena penggunaan berbagai aksesoris yang MandailingPakaian Pengantin Adat Mandailing Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Labuhanbatu ada sub suku yang cukup terkenal dengan keindahan busana adatnya, yaitu Suku Mandailing. Pakaian adat yang digunakan masyarakat Mandailing meski sama-sama berasal dari Sumatera Utara, seperti ulos, tetapi juga terdapat perbedaan. Di mana letak bedanya? Yang paling khas adalah perpaduan ulos dan aksesoris mahkota indah yang dikenakan sang pengantin wanita yang disebut bulang. Bulang pengantin Mandailing ini terbuat dari bahan dasar emas sepuhan. Mahkota pengantin khas suku Mandailing ini merupakan lambang kemuliaan dan simbol struktur kemasyarakatan. Berbeda dengan pengantin perempuan, pengantin laki-laki Mandailing menggunakan penutup kepala dengan bentuk yang khas, disebut ampu. Dahulu, ampu dikenakan oleh para raja. Sehingga, bisa dikatakan penggunaan ampu memberikan kehormatan dan nilai kebesaran bagi yang Batak AngkolaPakaian Pengantin Adat Angkola Mangulosi Fotografi imagenic pinhome Pakaian adat Sumatera Utara selanjutnya yang tak kalah indah dan elegan yakni baju adat suku Batak Angkola. Sebuah sub suku Batak yang mendiami wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Labuhanbatu, dan Kota Padangsidimpuan. Nama Suku Batak Angkola konon diambil dari nama Sungai Batang Angkola. Layaknya busana adat suku Batak lainnya, pakaian adat Batak Angkola pun juga tak jauh-jauh dari penggunaan kain ulos seperti pakaian adat Batak Toba. Sekilas mirip dengan baju pengantin adat Mandailing, para pengantin wanita Suku Angkola juga mengenakan mahkota khas berwarna keemasan. Akan tetapi, pakaian adat Angkola umumnya dengan nuansa warna hitam yang mendominasi. Ada pula kain selendang yang diselempangkan pada busana adatnya sehingga menjadikannya lebih NiasPakaian adat Nias tiand_ndrSelanjutnya dari Pulau Nias, Sumatera Utara, ada masyarakat suku Nias yang juga hidup dalam budaya dan adat yang khas yang berbeda dengan saudara serumpunnya, terutama pakaian adatnya. Baru Oholu’ adalah pakaian adat Suku Nias untuk para pria dan Oroba Sioli’ untuk wanita. Bentuk pakaian busana tradisional suku Nias untuk pria menyerupai rompi, umumnya perpaduan warna coklat dan hitam, disertai dengan hiasan kuning serta merah. Untuk melengkapi tampilannya, para pengantin pria Nias juga mengenakan aksesoris pelengkap berupa kalung yang disebut dengan kalabubu. Sementara itu, para wanita Suku Nias, secara tradisional mengenakan baju adat berupa selembar kain dari kulit kayu atau kain blacu hitam. Pakaian tersebut dilengkapi dengan saro delinga anting dan aja kola gelang. Untuk tatanan rambut, para wanita Nias menggunakan sanggul tanpa MelayuPakaian Adat Melayu Deli viennagalleryDi Sumatera Utara, khususnya wilayah Pesisir Timur, terutama di Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Batubara, Asahan, Labuhanbatu, dan Kota Medan, terdapat suku Melayu. Sama halnya dengan masyarakat Melayu lainnya, busana adat yang dikenakan adalah baju kurung. Baju yang dikenakan sang pengantin terbuat dari kain sutera atau brukat. Untuk pengantin wanita, busana adat Melayu dilengkapi dengan aksesoris kalung bermotifkan sekar suku, tanggang, rantai serati, dan lainnya. Sementara itu, mempelai pengantin pria Suku Melayu, memakai aksesori tengkulok yakni penutup kepala. Ada pula destar, yakni sebuah aksesoris tambahan yang terbuat dari rotan. Semua aksesoris tersebut menambah kesan wibawa dan gagah pada penampilan sang pengantin via sortali_dancerDemikianlah ulasan mengenai berbagai keindahan dan keragaman pada pakaian tradisional adat Sumatera Utara. Meski berasal dari rumpun yang sama, setiap wilayah dan subsuku Batak yang berasal dari Sumatera Utara memiliki ciri khas busana pengantin adatnya masing-masing. Tentunya, keunikan tradisi berpakaian yang masih dipelihara oleh masyarakat adat ini harus tetap dilestarikan, salah satunya dengan cara mengadopsi budaya setempat dalam pernikahan adat para generasi muda. Nah, jika kamu memiliki darah suku Batak atau pasanganmu merupakan keturunan Sumatera Utara, kenapa tidak mencoba menggunakan sentuhan budaya adat untuk pernikahanmu kelak? Tentunya WeddingMarket akan membantu kamu mewujudkan pesta pernikahan impianmu. Kamu bisa melengkapi segala kebutuhan untuk hari bahagiamu di WeddingMarket store, ragam promo dan diskon menarik ditawarkan, diantaranya venue deals dengan harga terbaik. Yuk, mulai persiapannya dari sekarang!

sewabaju adat sewa baju daerah 34 propinsi se nusantara di jakarta jakarta hub. 085211711318
Suku Batak merupakan suku mayoritas yang ada di Sumatera Utara. Untuk logat bicara suku batak mempunyai kekhasan tersendiri, begitu pula dengan baju adat yang dimilikinya juga ada bermacam-macam. Baju adat ini terlihat sangat menarik jika dikenakan saat upacara pernikahan. Berikut ini adalah baju adat batak yang perlu kita tahu jika kamu sedang mencari inspirasi saat memesan jersey untuk komunitas bernuansa baju ada batak di jasa jersey printing. 1. Baju Adat Batak Simalungun Simalungun ini adalah suku batak yang berasal dari kabupaten Simalungun yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Empat marga terbesar yang ada di Simalungun yaitu Damanik, Sinaga, saragih dan Purba. Simalungun disebut juga dengan “ Si Balungu”, nama tersebut diambil dari cerita hantu yang menimbulkan wabah penyakit didaerah tersebut. Sedangkan orang karo menyebut Simalungun dengan” Timur”. ini dikarenakan Simalungun berada disebelah timur mereka. Beberapa aksesoris yang terdapat pada pakaian adat ini adalah l Penutup kepala dengan kedua ujungnya yang runcing kearah samping l Kain samping yang mempunyai motif songket khas Untuk pria dan wanita sebutan penutup kepala ini berbeda. Untuk penutup kepala yang dipakai oleh pria dinamakan Gotong, sedangkan penutup kepala yang digunakan oleh wanita disebut dengan Bulang dan kainnya diberi nama Suri-suri. 2. Baju Adat Karo Suku yang berasal dari wilayah sumatera Utara dan sebagian Aceh ini merupakan salah satu suku yang terbesar di Sumatera Utara. Nama Karo diambil dari nama daerah yang ada di Sumatera Utara, yaitu Tanah Karo yang ada di kabupaten Karo. Untuk bahasanya menggunakan bahasa karo serta baju adatnya juga mempunyai nama yang sama dengan nama suku nya yaitu baju adat batak karo. Baju adat ini didominasi oleh warna merah dan hitam yang dihiasi dengan perhiasan yang terbuat dari emas. Proses pembuatan baju adat karo ini sama dengan pembuatan baju adat batak lainnya. Untuk jenis kainnya yang digunakan sebagai penutup tubuh ini menggunakan pintalan kapas yang bernama “Uis Gara” yang berarti kain merah. 3. Baju Adat Toba Suku batak toba ini tinggal didaerah sekitar Danau Toba, mempunyai baju adat yang terbuat dari kain ulos. Kain ulos sendiri merupakan kain khas batak. Kain yang ditenun secara manual ini merupakan kain khas yang ada di Sumatera Utara. Kain ulos sendiri mempunyai banyak corak yang masig-masing mempunyai motif yang khas dan menarik. Contoh corak kain ulos di antaranya adalah Antakantak, bintang Maratur, Bolean, Mangiring, Padang Ursa, Pinan Lobu-lobu serta ulos Pinuncaan. 4. Baju Adat Batak Samosir Salah satu suku batak yang berada di kabupaten Samosir ini dulunya masuk kedalam kelompok etnis Toba. Namun wilayah etnis samosir dianggap berbeda setelah terjadi pembagian distrik HKBP. Baju adat Samosir hampir sama dengan baju adat etnis Toba karena pada jaman dulu aslinya masih satu etnis. Mempunyai bahan dan model yang sama, hanya berbeda warnanya yang cenderung lebih gelap. 5. Baju Adat Batak Mandailing Suku ini tinggal di sekitar kabupaten Tanuli Selatan, kabupaten Mandailing serta Kabupaten Lawas. Pengaruh budaya Islam sangat terasa pada budaya di suku Mandailing. Suku ini juga tidak hanya tersebar di Sumatera Utara saja tapi juga menyebar sampai dengan Malaysia yang banyak berada di Selangor dan Perak. Untuk baju adat Mandailing tidak berbeda jauh dengan baju adat batak yang terbuat dari kain ulos. Yang berbeda adalah baju adat khas Mandailing menggunakan bahan yang berwarna merah dan mempunyai aksen emas yang memberikan kesan etnik dan elegan. Untuk perempuannya saat upacara menggunakan bulang yang terdapat di kening. Bulang sendiri terbuat dari bahan dasar emas sepuhan atau logam yang melambangkan kemuliaan seta sebagai simbol struktur kemasyarakatan. Sedangkan untuk laki-lakinya mengenakan penutup kepala yang berbentuk khas yang disebut dengan ampu. Dulunya ampu ini digunakan oleh raja-raja yang ada di Mandailing dan angkola. Ampu memiliki warna hitam yang berfungsi magis dan warna emasnya sebagai simbol kebesaran. 6. Baju Adat Batak Angkola Suku Batak angkola tinggal di daerah Tapanuli Selatan. Penamaan baju adat ini berbeda, jika disebelah selatan baju adat ini bernama Angkola jae hilir sedangkan jika disebelah utara diberi nama Angkola Julu hulu. pakaian adat suku ini hampir sama dengan suku Mandailing. Perbedaannya terletak pada warnanya yang di dominasi hitam serta aksesorisnya yang mempunyai warna keemasan. 7. Baju Adat Batak khusus Pernikahan Orang yang berasal dari suku batak sangat bangga akan baju adat mereka. Oleh karenanya pada saat menghadiri acara pernikahan, mereka mengenakan setelan khas baju adat yang dimiliki yang berupa Tudung dengan kain tenun yang terdiri dari tiga lapis. Tudung sendiri merupakan topi kain yang digunakan untuk wanita yang berasal dari tanah karo. Warna yang digunakan dominan dengan warna merah ataupun kuning. Untuk penambahan aksesorisnya juga banyak menggunakan warna yang kemilau keemasan. Itulah beberapa baju adat Batak yang perlu kita tahu. Masing-masing baju adat tersebut mempunyai ciri khas masing-masing. Kita juga harus selalu melestarikan budaya bangsa kita agar tidak diakui oleh negara lain.
busanaadat nusantara , seperti : ( silahkan " klik " dibawah ini ) : 👇 aceh sumatera utara batak/tapanuli ,deli,nias) sumatera barat / padang riau ( melayu ) jambi bengkulu sumatera selatan (palembang) bangka belitung (babel) lampung banten dki jakarta (betawi) jawa barat (sunda) jawa tengah & yogyakarta jawa timur (madura, banyuwangi) bali Umumnya, tiap suku yang mendiami wilayah nusantara mempunyai adat dan kebudayaan tersendiri. Seperti suku-suku yang tinggal di provinsi Sumatra Utara, yang salah satunya memiliki perbedaan dalam hal baju adat. Nah, kira-kira seperti apa ya, pakaian adat Sumatra Utara yang dikenakan suku Batak, Sibolga, Karo, dan suku-suku yang lain ini? Biar ga penasaran, berikut kami ulas pakaian adat khas Sumatra Utara yang pasti menarik untuk diketahui. Selamat membaca, ya. 1. Suku Batak Toba2. Suku Mandailing3. Suku Nias4. Suku Simalungun5. Suku Pakpak6. Suku Melayu7. Suku Karo8. Suku Batak Samosir9. Suku Batak Angkola10. Suku Sibolga 1. Suku Batak Toba Sumber gambar a. Pakaian Adat Baju adat yang dipakai Suku Batak Toba berasal dari kain tenun yang dinamakan kain Ulos. Kain Ulos sendiri adalah kain khas yang berasal dari Suku Batak, yang bahkan di level nasional pun sudah menjadi atribut dan identitas yang mereka miliki. Ulos dibuat dari benang sutra yang kemudian ditenun menggunakan alat tradisional secara manual. Warna benangnya bisanya merupakan kombinasi warna emas, perak, merah, putih, dan hitam. Bukan saja dipakai untuk acara-acara adat, baju ini juga sudah menjadi pakaian sehari-hari di lingkungan Batak Toba. Untuk laki-laki, Ulos yang dipakai di bagian atas dinamakan Hande-hande. Untuk bagian bawah disebut Singkot, sementara untuk yang dikepala dikenal dengan istilah Detat, Tali-tali, atau Bulang-bulang. Berdasarkan motif dan coraknya, kain Ulos dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang memiliki filosofi yang berbeda-beda. Kain Ulos Bintang Maratur. Kain Ulos Antakantak. Kain Ulos Bolean. Kain Ulos Padang Ursa. Kain Ulos Mangiring. Kain Ulos Pinuncaan. Kain Ulos Pinan Lobu-lobu. Kebanyakan, kain Ulos ini dipakai menjadi selendang. Ulos yang dipakai ini adalah runjat, sadum, ukia ragihotang, dan jugjaragidup. b. Aksesoris Selagi mengenakan pakaian adat dari Ulos ini, sebuah penutup kepala dikenakan oleh kaum laki-laki Batak Toba. Tapi tidak demikian dengan para perempuannya, yang tidak memakai penutup kepala apapun. c. Sejarah Singkat Suku Batak Toba adalah salah satu masyarakat yang hidup di daerah Sumatra Utara, lebih tepatnya tinggal di sekitaran Danau Toba. Mereka adalah yang asli dari daerah Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, dan Kota Sibolga. Marga yang diturunkan dari suku Batak Toba di antaranya adalah Napitupulu, Simangunsong, Pardede, dan Marpaung. Sebagian besar masyarakat suku Batak Toba menganut agama Kristen Protestan. Namun, diyakini, dulunya keyakinan yang dianut oleh masyarakat setempat adalah agama Malim atau Ugamo Malim. 2. Suku Mandailing Sumber gambar a. Pakaian Adat Pakaian adat yang dipakai Suku Mandailing ini hampir mirip dengan yang digunakan Suku Batak Toba, yakni mengenakan kain Ulos. Perbedaaannya, Suku Mandailing memakai Ulos ini dengan dikombinasikan aksesoris. b. Aksesoris Saat diadakan upacara adat, perempuan-perempuan Mandailing akan memakai bulang pada keningnya. Bulang sendiri, merupakan perhiasan yang dibuat memakai bahan dasar emas yang disepuh, atau memakai bahan logam juga. Perhiasan ini adalah simbol kemuliaan bagi Suku Mandailing, serta menjadi lambang struktur masyarakat. Berbeda dengan yang dipakai kaum wanita, para pria Mandailing memakai penutup kepala dengan bentuk yang khas, yang dinamakan Ampu. Pada jaman dulu, Ampu hanya dipakai oleh raja-raja Mandailing, tapi sekarang bisa digunakan oleh semuanya. Ampu memiliki warna hitam yang dianggap magis oleh masyarakat setempat, dan warna emasnya mencerminkan lambang kebesaran. c. Sejarah Singkat Suku Mandailing adalah salah satu masyarakat yang hidup di daerah Sumatra Utara, lebih tepatnya tinggal di Mandailing, Tapanuli, dan Padang Lawas. Banyak yang menyebutkan jika Suku Mandailing ini datang dengan pengaruh Islam yang diberikan Kaum Padri, yakni etnis yang berkuasa di Tanah Datar, Minangkabau. Karena itulah, adat dan budaya setempat juga banyak yang terwarnai dengan budaya Islam, termasuk agama yang dipeluknya yang dominan Islam. Selain itu, keberadaan suku Mandailing ini juga sampai ke Sumatra Selatan, sebab kebiasaannya yang suka merantau. Tak hanya di dalam negeri, Suku Mandailing juga menyebar ke negeri tetangga, Malaysia, terutama di Perak dan Selangor. Marga yang termasuk dalam suku Mandailing di antaranya adalah Harahap, Batubara, Lubis, Nsution, Dalimunthe, Tanjung, hasibuan, Hutasuhut, dan lain sebagainya. 3. Suku Nias Sumber gambar a. Pakaian Adat Pakaian yang dipakai laki-laki dan perempuan juga dibedakan, di mana kaum pria memakai baju Ohulu dan para perempuan memakai baju Oroba Si Oli. Pakaian untuk kaum pria bentuknya cenderung lebih sederhana, semantara untuk para perempuan memerlukan berbagai macam aksesoris yang bentuknya rumit-rumit. Pada bagian atas baju Ohulu, laki-laki memakai atasan yang dinamakan Baru, yang menggunakan kulit kayu kering dan dibentuk menyerupai rompi. Taoi, rombi ini tidak dilengkapi kancing, serta hanya dominan warna hitam atau coklat. Semantara, baju Oroba Si Oli yang dikenakan para perempuan Nias dibuat dari secarik kain yang berasal dari blacu hitam atau kulit kayu. b. Aksesoris Agar lebih menarik, rompi Baru yang dikenakan kaum laki-laki Nias juga dilegkapi ornamen-ornamen cantik dengan kombinasi warna merah, kuning, dan hitam. Tak hanya itu, kaum pria Nias juga memakai aksesoris kalung kuningan yang disebut Kalububu untuk hiasan. Ketika memakai Oroba Si Oli, para perempuan Nias juga menambahkan beragam aksesoris yang berupa gelang, yang dibuat dari bahan kunigan. Gelang ini dikenal dengan istilah Aja Kola, yang beratnya mencapai 100 kilogram. Tak hanya itu, Saro Delinga yang merupakan perhiasan anting logam besar juga dipakai oleh para perempuan Nias. Agar tapil makin cantik, rambut para wanita ini juga dibuat sanggul tanpa diproses sasak terlebih dahulu. dan kemudian dilengkapi dengan sebuah mahkota. c. Sejarah Singkat Suku Nias tinggal di Pulau Nias yang masih masuk wilayah provinsi Sumatra Utara, di bagian sisi baratnya. Karena menempati pulau yang terpisah dengan Pulau Sumatra, Suku Nias mempunyai adat yang berbeda dengan Suku Batak, yang mempunyai pakaian adat dominan warna emas dan kuning. Yang termasuk suku Nias ini adalah marga Nazara, Sihura, Dohare, Gowasa, Gaurifa, Baeha, Bulolo, dan lain-lain. 4. Suku Simalungun Sumber gambar a. Pakaian Adat Baju adat yang dikenakan Suku Simalungun adalah Ulos, tapi masyarakat setempat menyebutnya sebagai Hiou. b. Aksesoris Pakaian Ulos ini dipakai bersamaan dengan aksesoris Gotong yang dikenakan laki-laki. Yang dimaksud Gotong adalah sebuah penutup kepala yang runcing ke atas. Sementara, untuk perempuan, pakaian ini dipakai bersamaan dengan Bulang, yakni penutup kepala yang ujungnya meruncing ke samping. Sebagai pelengkap, mereka menambahkan kain samping yang dinamakan Suri-suri. c. Sejarah Singkat Suku Simalungun adalah msyarakat yang mendiami wilayah Simalungun, Sumatra Utara. Suku Simalungun dibagi menjadi 4 marga besar, yakni Damanik yang merupakan marga punduduk asli Simalungun, lalu ada Sinaga, Purba, dan Saragih sebagai pendatang. Warga setempat juga biasa memanggil Simalungun dengan sebutan Si Balangu, karena adanya cerita rakyat tentang hantu yang membawa wabah penyakit di wilayah itu. Sedang untuk orang Karo, menyebut Sumalangun ini dengan “Timur”, sebab lokasinya yang berada di ujung timur. 5. Suku Pakpak Sumber gambar a. Pakaian Adat Busana adat yang dikenakan masyarakat setempat memakai bahan kain Oles, yang merupakan kain tenun asli dari wilayah setempat. Baju adat laki-laki Suku Pakpak disebut dengan Borgot, sedang untuk kaum perempuan Suku Pakpak dinamakan Cimata. Umumnya, pakaian ini memiliki dominasi warna hitam, dan dikombinasikan dengan warna perak. Pakaian ini selain dipakai dalam kehidupan sehari-hari, juga dikenakan saat ada upacara adat dan upacara pernikahan. b. Aksesoris Sebagai pelengkap, kaum perempuan tersebut juga mengenakan kalung dari emas bertahtakan permata. c. Sejarah Singkat Masyarakat Suku Pakpak tinggal di wilayah Pakpak Barat dan Dairi, Provinsi Sumatra Utara. Marga yang termasuk suku Pakpak ini antara lain adalah Tinambunan, Bintang, Manik, Tumanggor, Ujung, Sambo, Sikettang, Sitakar, dan lain sebagainya. 6. Suku Melayu Sumber gambar a. Pakaian Adat Suku Melayu ini memakai Baju Kurung dan Songket yang dililit di pinggang untuk baju adatnya, tak jauh beda dengan pakaian adat yang dikenakan suku Melayu Riau. Baju Kurung yang dipakai kaum perempuan, dibuat dengan memakai bahan dari sutra atau brokat, yang kemudian disematkan dengan peniti berwarna emas. b. Aksesoris Untuk kelengkapan yang dipakai oleh kaum perempuan, ada tambahan kalung bermotif rantai serati, sekar sukun, mentimun, tanggang, dan sebagainya. Bagi para pria, perlengkapannya ditambahkan penutup kepala yang dinamakan Tengkulok. Tengkulok ini dibuat dari songket, sdang pada bagian destar nya dibuat dari material rotan yang berbalut kain beludru. Bagi masyarakat setempat, Tengkulok adalah cerminan simbol kegagahan dan kebesaran kaum laki-laki Melayu. Jika dilihat dari motifnya, hiasan pada Tengkulok ini hampir sama juga dengan hiasan pada penutup kepala wanita. Sama dengan yang dikenakan kaum perempuan, para laki-laki ini juga memakai perhiasan rantai, kilat bahu atau lengas, serta sidat sebagai lambang keteguhan hati. c. Sejarah Singkat Yang termasuk Suku Melayu adalah masyarakat yang mendiami daerah Kota Tebing Tinggi, Batu Bara, Langkat, Deli Serdang, Medan, Binjai, dan Bedagai. 7. Suku Karo Sumber gambar a. Pakaian Adat Pakaian adat yang dikenakan Suku Karo tak jauh beda dengan baju tradisional Sumatra Utara lainnya. Suku karo memakai kain yang dibuat dari pintalan kapas yang umumnya disebut dengan istilah Uis Gara. Nama Uis Gara sendiri dalam Bahasa karo berasal dari kata Uis yang maknanya kain dan Gara yang berarti merah. Dika digabungkan, Uis Gara artinya kain merah, sebab baju ini memang dibuat memakai benang berwarna merah. Kain Uis gara ini sudah dipakai oleh Suku Karo dalam kehidupan sehari-hari. Agar lebih menarik, kain Uis Gara dipakai dengan mengkombinasikan warna yang lain, seperti putih dan hitam. Bukan hanya warna itu saja yang dipakai, warna seperti perak dan emas juga kerap dipakai dalam baju ini, sehingga dapat memberi motif yang khas dan cantik. Dulunya, baju ini adalah pakaia yang dikenakan dalam kehidupan sehari-hari suku Karo, tapi sekarang hanya dipakai untuk acara-acara resmi dan upacara adat saja. Uis Gara sendiri memiliki beberapa jenis berdasarkan fungsinya masing-masing, misalnya sebagai berikut. Uis Beka Buluh dipakai untuk simbol kebesaran Putra Karo, yang dikenakan sebagai bagian penutup kepala. Uis Gatip jongkit atau Gonje dipakai oleh kaum wanita karo, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk acara resmi dan upacara adat. Uis Nipes Benang Iring dipakai oleh para perempuan Karo ketika tengah dilanda suasana duka. Uis Ragi Barat dipakai oleh para perempuan Karo ketika tengah dilanda suasana suka cita. b. Aksesoris Untuk mempercantik penampilan pakaian adat Karo ini, beragam perhiasan emas juga turut dikenakan. Misalnya pada gelang, kalung, dan sebagainya. c. Sejarah Singkat Suku Karo adalah suku yang mendiami daerah Sumatra Utara dan sebagain wilayah Aceh. Kalau dilihat dari persebarannya, Suku Karo adalah salah satu yang paling besar di Sumatra Utara. Yang termasuk dalam suku ini adalah mereka yang asli dari Tanah Karo dan kabupaten Karo, misalkan marga Sembiring, Perangin-angin, Karo-karo, Tarigan, dan Ginting. 8. Suku Batak Samosir Sumber gambar a. Pakaian Adat Karena sejarah Samosir yang dulunya masuk wilayah Batak Toba, pakaian adat yang dienakan Suku Batak Samosir sama persis dengan yang dikenakan Suku Batak Toba. Bedanya hanya pada pewarnaannya saja yang cenderung lebih gelap, semantara proses pembuatan dan modelnya sama. b. Sejarah Singkat Samosir adalah salah satu suku Batak yang mendiami kawasan Kabupaten Samosir dan sebagian kecil Kabupaten Toba Samosir. Dulunya, mereka yang berdarah Samosir dimasukkan dalam kelompok etnis Toba. Namun, dalam perkembangannya, etnis Samosir kemudian dibedakan dengan etnis Toba sejak terjadinya pembagian distrik HKBP, meskipun sebenarnya keduanya adalah satu suku dan bangsa. Marga yang termasuk dalam suku Batak Samosir adalah Sitinjak, Gultom, Harianja, Samosir Sidari, dan Pakpahan. 9. Suku Batak Angkola Sumber gambar a. Pakaian Adat Setelan baju adat Angkola tak jauh beda dengan apa yang dikenakan oleh Suku Mandailing. Perbedaannya hanya pada warna dan aksesorisnya saja, di mana baju adat milik Suku Batak Angkola lebih dominan warna hitam, dan aksesorisya kebanyakan berwarna emas. Pakaian adat Angkola disebut dengan istilah Angkola Jae untuk yang di selatan, sementara kalau di utara namanya disebut dengan Angkola Julu. b. Sejarah SIngkat Suku Batak Angkola adalah salah satu etnis Batak yang hidup di wilayah Tapanuli Selatan. Nama Angkola sendiri, asalnya adalah dari nama sungai batang Angkola. Marga yang termasuk dalam suku Batak Angkola di antaranya adalah Matondang, Siregar, Tanjung, Batubara, Nasution, Hasibuan, Harahap, dan Hutasuhut. 10. Suku Sibolga Sumber gambar a. Pakaian Adat Nah, untuk pakaian adatnya sendiri, karena termasuk dari suku Batak, maka suku Sibolga ini juga menggunakan kain Ulos sebagai bahan utama. b. Aksesoris Untuk pakaian adat yang dipakai suku Sibolga ini termasuk yang tampak paling glamor, sebab dipenuhi oleh aksesoris dan perhiasan yang banyak dan variaif. c. Sejarah Singkat Suku Sibolga mempunyai keunikan tersendiri dalam hal buadaya dan adat. Sebab, budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Sibolga adalah kombinasi dari budaya suku Batak dan budaya suku Melayu. Karena itulah, pakaian tradisional yang dikenakan suku Sibolga ini juga merupakan perpaduan budaya dari kedua suku tersebut. Hal ini bisa terjadi, sebab suku Sibolga adalah bagian dari suku Batak yang mendiami daerah Sibolga dan Tapanuli Tengah. Karena itu, selain disebut sebagai Suku Sibolga, masyarakat ini juga kerap dinamakan sebagai Batak Pasisi. Lalu, untuk pengaruh kebudayaan Melayu mulai masuk dari arah Minangkabau. Seperti contohnya, pengaruh ini juga ada pada bahasa yang digunakan sehari-hari oleh suku Sibolga, yakni Bahasa Melayu. Marga yang termasuk dalam suku Sibolga adalah Chaniago, Sibuaya, Tanjung, dan Saribu. Nah, itulah tadi berbagai pakaian adat Sumatra Utara yang ternyata banyak macamnya. O iya, jangan lupa juga simak pembahasan tentang tarian tradisional dari Sumatra Utara, mulai dari tari Tor-tor sampai tari Serampang Dua Belas. Gimana, menarik bukan pembahasannya? SumateraUtara juga mempunyai suku yang bernama Suku Mandailing dimana tepatnya berada di daerah Tapanuli Selatan, Mandailing dan Padang Lawas. Dimana pakaian adat yang ada pada suku ini juga hampir sama dengan pakaian Suki Toba. Mereka juga menggunakan Ulos yang akan dipadukan dengan menggunakan aksesoris lain.
FilterFashion PriaAtasan PriaPakaian Adat PriaFashion Anak & BayiPakaian Adat AnakRumah TanggaLaundryFashion WanitaPakaian Adat WanitaMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 191 produk untuk "pakaian adat tapanuli" 1 - 60 dari 191UrutkanAdRUMBAI GONI PROPERTI PAKAIAN ADAT UKURAN ANAK 20CM / 30+AdBaju Pangsi / Baju Pangsi Dewasa / Baju Pangsi Jawa Barat / Baju 2% 500+AdRUMBAI GONI PROPERTI PAKAIAN ADAT UKURAN DEWASA 30CM / 20AdStelan Pangsi Hitam Putih Merah Biru Ungu Pria Dewasa Size S - 2% 60+AdPakaian Adat Papua Rumbai Rumbai Goni storeTerjual 9100% NEW PAKAIAN ADAT TAPANULI WANITA DEWASA / BAJU TRADISIONAL / BaratKONTER RAHMANPakaian adat tapanuli wanita dewasa / baju tradisional / baju TimurSMOOTH 6Boneka Ken pakaian adat Tapanuli Selatan 2%Jakarta TimurMainan Anak MabizProduk TerbaruBoneka Berbie Pakaian Adat Sulawesi Tapanuli Berbie pakaian adat Sulawesi Tapanuli 2%Jakarta TimurMainan Anak Mabiz

pakaianadat batak toba 2. Pakaian Adat Mandailing Pakaian Adat Tradisional Mandailing digunakan oleh sebagian besar masyarakat yang berdiam di Kabupaten Mandiling Natal, Tapanuli Selatan dan juga Angkola. Sama halnya dengan Toba, pakaian adat mereka identik dengan pemakaian ulos dan berbagai asesoris penunjang lainnya. pakaian adat mandailing 3.

PakaianAdat Batak - Tapanuli Selatan. Rp 140.000,- Add to cart. Order Now. Code : Mandailing. Description; Reviews; Description. Pakaian adat Batak Toba perempuan. Bahan: Ikat Pinggang + Kepala + ulos rok TarianSuku Batak yang satu ini berasal dari daerah Mandailing tepatnya kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan. Dalam perkembangannya, tarian Mandailing ini cukup sering dipertunjukan di berbagai upacara dan kegiatan adat. Ada 5 jenis tarian batak mandailing yang dikenal dan dipraktekkan oleh masyarakat setempat. a. Sarama Datu. Sepertihalnya adat istiadat dan budaya pakaian juga merupakan hasil perpaduan pakaian tradisional suku batak dan melayu. Pakaian adat tapanuli. Baju adat sumatera utara. Tenunan tradisional tapanuli ini dikenal dengan nama kain ulos. Pakaian adat tapanuli selatan untuk anak perempuan lengkap dengan aksesorsi dan juga tersedia kostum lain AMANTano Batak lahir tahun 2011 pada Musyawarah Wilayah yang pertama di Komunitas Adat Pandumaan Sipituhuta., Kec. Pollung, Kab. Humbang Hasundutan. AMAN Tano Batak memiliki areal pengorganisasian di daerah Toba, Tapanuli Utara, Simalungun, Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah. .
  • 165hp0wy53.pages.dev/611
  • 165hp0wy53.pages.dev/225
  • 165hp0wy53.pages.dev/164
  • 165hp0wy53.pages.dev/913
  • 165hp0wy53.pages.dev/932
  • 165hp0wy53.pages.dev/838
  • 165hp0wy53.pages.dev/774
  • 165hp0wy53.pages.dev/361
  • 165hp0wy53.pages.dev/3
  • 165hp0wy53.pages.dev/107
  • 165hp0wy53.pages.dev/102
  • 165hp0wy53.pages.dev/480
  • 165hp0wy53.pages.dev/990
  • 165hp0wy53.pages.dev/84
  • 165hp0wy53.pages.dev/133
  • baju adat batak tapanuli selatan